2.10.15

Dari Kampung Baru menjadi Buitenzorg

Sebuah kabupaten dan kota disebelah selatan Jakarta yang menjadi tempat wisata penduduk Jakarta. Luasnya melebihi luas dataran Jakarta. Punya pengaruh yang kuat dengan Jakarta. Mulai dari pengaruh sejarahnya, pengaruh alam nya, pengaruh penduduknya, maupun pengaruh akses jalan nya.

Di mulai dari pengaruh alam nya. Kalau di tempat tesebut hujan deras dan lebat, beberapa daerah tertentu di Jakarta bisa kebanjiran, padahal di Jakarta sendiri gak ada hujan sama sekali. Lalu kalau dari penduduknya, setiap hari kerja (Senin - Jumat) banyak penduduk daerah tersebut yang mencari nafkah di Jakarta, kalau hari libur gantian orang Jakarta yang berwisata ke tempat tersebut. Jadi gak heran kalau akhir pekan tempat tersebut jadi macet gara-gara orang Jakarta. Sedangkan untuk Akses Jalannya, kalau orang Jakarta mau pergi ke Cianjur, atau Sukabumi, atau Pelabuhan Ratu, melewati daerah tersebut. Bahkan ada Jalur Jalanan yang sangat penting di daerah tersebut ketika Jaman Kolonial Belanda, namanya Jalan Raya Pos.

 Ya sepertinya sudah ketebak nama daerah tersebut, nama nya adalah ....
> Buitenzorg

+Kota apaan tuh...? Namanya aneh gitu..?

-Itu Bahasa Belanda nya. Kalo bahasa lokal nya di ucapkan "Bogor".
+Masa sih...? Kata siapa..?
-Itu gw baca-baca di internet
+Trus kalo "Cianjur" bahasa Belanda nya apa...?
-Mana gw tau...!!!




Bogor mempunyai sejarah peradaban yang panjang (bila dibandingkan dengan Jakarta). Di mulai dari Kerajaan Tarumanegara sampai ke Kerajaan Pakuan Pajajaran. Penulis tidak mau bahas dari jaman kerajaan, tapi dimulai dari Jaman Kolonial Belanda ketika masuk ke Bogor.

Ketika Kerajaan Pakuan Pajajaran mendapatkan serangan dari Kesultanan Banten dan berakhir dengan runtuhnya kerajaan tersebut, maka daerah Pusat Kerajaan Pakuan Pajajaran menjadi tidak terurus dan menjadi hutan belantara. Menurut kisah bahwa hutan di kaki Gunung Salak, yang di apit oleh Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane, adalah Hutan Keramat yang memiliki nuansa mistis yang kuat.

Karena sebutan Hutan Keramat itulah yang memancing penasaran Kompeni (Belanda) untuk survey dan menjelajahi daerah tersebut pada tahun 1687. Setelah dilakukan penjelajahan, maka ditemukan bekas bangunan dan jalan seperti tempat sebuah peradaban yang hilang, tempat tersebut di yakini sebagai Kerajaan Pakuan Pajajaran. Penjelajahan yang intens membuat Belanda ingin membangun pemukiman dikawasan hutan tersebut, di utuslah seorang Letnan Kompeni berdarah Sumedang bernama Tanuwija, untuk membuka hutan menjadi pemukiman.

Pemukiman yang pertama kali didirikan bernama Kampung Baru (Tahun 1701), sekarang daerah tersebut bernama Tanah Baru. Selanjutnya Tanuwija beserta pasukannya membuka 7 kampung di daerah yang terpisah-pisah antara lain : Parakan Panjang, Parung Siang, Bantar jati, Sempur, Paneragan, Baranang Siang, dan Cimahpar. Untuk mengkoordinir kampung-kampung tersebut, maka dibuatlah pusat pemerintahannnya di Kampung Baru. Pada Masa era Kemerdekaan, Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Cibinong, sedangkan Pusat Pemerintahan Walikota Bogor terletak di Jalan Ir. H. Djuanda sebrang Istana Bogor.

Ternyata Bogor sudah terkenal memiliki hawa yang sejuk semenjak Jaman Belanda, kalau sekarang sih (tahun 2015) kesejukan kota Bogor sudah berkurang. Paling terasa sejuk kalau sudah menanjak ke Jalur Puncak. Karena terkenal dengan hawa nya yang sejuk dan tentram, menarik minat Gubernur Jendral Hinda Belanda Baron van Imhoff (1740) untuk datang ke Bogor, dan 5 tahun kemudian beliau membangun tempat peristirahatan dan diberikan nama Buitenzorg. 

Buitenzorg sendiri artinya Aman dan tentram (tanpa kecemasan). Berarti membangun tempat peristirahatan atau villa di Bogor, sudah dari Jaman Belanda. Pusat Pemerintahan Hindia Belanda kan adanya di Batavia, nah kalau Para Pejabatnya ingin berlibur maka perginya ke Bogor tuh. Oiya, tempat peristirahatan Gubernur Jendral Baron van Imhoff masih bisa kita liat lho, bentuknya masih bagus dan terurus dengan baik, cuma sekarang di ganti nama aja jadi Istana Bogor. (Ya iya lah terurus dengan baik, itu kan istana presiden di Bogor).

Agar perjalanan dari Batavia menuju Bogor menjadi lebih mudah dan cepat, terutama untuk pengiriman pasukan dan logistik perang. Maka Daendles membuat Rute Batavia-Bogor menjadi bagian dari Jalan Raya Pos, sehingga Kota Bogor makin berkembang.  

Ketika Bogor di Kuasai oleh Inggris (1811-1816), Istana Bogor di tempati oleh Letnan-Gubernur Thomas Stamford Raffles. Dia ingin halamannya yang luas dijadikan taman cantik yang bergaya Inggris Klasik. Inilah yang menjadi cikal bakal Kebun Raya Bogor. Walaupun bukan Raffles yang meresmikannya, tapi menurut saya ide awalnya berasal dari dia. Gak kebanyang punya Halaman Rumah seluas Kebun Raya, kalau siang memang terasa sejuk tapi ketika sudah malam hari cuma ada suara kriikk krriikkk jangkrik.


Kebun Raya Bogor
Sumber Photo : http://krbogor.lipi.go.id/id/Sejarah-Kebun-Raya-Bogor.html
  
Semoga Bogor menjadi kota yang diidamkan oleh para pendiri nya, Kota yang Aman dan Tentram (Tanpa Kecemasan),Buitenzorg.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar